2Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI. 3.Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur. * Cara mengatasi : 1.Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan
ï»żPemilihan topik kegiatan ini didasarkan pada perhatian penulis terhadap perkembangan generasi muda pada era sekarang ini yang sangat memprihatinkan. Pengetahuan terhadap suatu nilai kesejarahan sudah mulai menurun drastis. Mereka sebagian besar hanya membicarakan masalah kekinian saja serta mengesampingkan masa lalu. Sejarah mereka anggap hanya sebagai barang antik yang harus dimuseumkan. Kalangan generasi muda sekarang banyak yang mengidap penyakit amnesia sejarah. Padahal apabila kita amati secara cermat banyak sekali persoalan sekarang ini yang bisa diselesaikan dengan sejarah. Kembali pada tujuan awal bahwa belajar sejarah itu bukan hanya saja untuk mengetahui masa lampau, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk melatih manusia lebih bersikap bijaksana dalam menyelesaikan persoalan. Persoalan bangsa selama ini menjadi suatu penghambat dalam majunya suatu negara. Lalu dengan kompleksnya persoalan negara itu, selanjutnya mau dibawa ke arah mana negara ini di masa depan. Semua itu tentunya tugas generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah metode penelitian sejarah, dengan cara merekonstruksi masa lampau melalui proses pengujian dan analisis secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau. Secara garis besar penelitian sejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan kunci Disintegrasi, Bangsa, Pasca Kemerdekaan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP – UISU Website OJS Alamat Email mukadimah References Plug-in Mendeley Reference Manager Copyright © Mukadimah UISU 2018 Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial p-ISSN 2615-1159 e-ISSN 2622-1373 Sitasi artikel ini APA 6th Edition style Pianto, H. A. 2018. Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Rangka Memupuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Kemerdekaan. MUKADIMAH, 12, 179–187. Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam Rangka Memupuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Kemerdekaan Heru Arif Pianto Dosen Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan heruarif ABSTRAK Pemilihan topik kegiatan ini didasarkan pada perhatian penulis terhadap perkembangan generasi muda pada era sekarang ini yang sangat memprihatinkan. Pengetahuan terhadap suatu nilai kesejarahan sudah mulai menurun drastis. Mereka sebagian besar hanya membicarakan masalah kekinian saja serta mengesampingkan masa lalu. Sejarah mereka anggap hanya sebagai barang antik yang harus dimuseumkan. Kalangan generasi muda sekarang banyak yang mengidap penyakit amnesia sejarah. Padahal apabila kita amati secara cermat banyak sekali persoalan sekarang ini yang bisa diselesaikan dengan sejarah. Kembali pada tujuan awal bahwa belajar sejarah itu bukan hanya saja untuk mengetahui masa lampau, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk melatih manusia lebih bersikap bijaksana dalam menyelesaikan persoalan. Persoalan bangsa selama ini menjadi suatu penghambat dalam majunya suatu negara. Lalu dengan kompleksnya persoalan negara itu, selanjutnya mau dibawa ke arah mana negara ini di masa depan. Semua itu tentunya tugas generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah metode penelitian sejarah, dengan cara merekonstruksi masa lampau melalui proses pengujian dan analisis secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau. Secara garis besar penelitian sejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Kata kunci Disintegrasi, Bangsa, Pasca Kemerdekaan. PENDAHULUAN Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia dewasa ini mengalami ancaman serta permasalahan yang kompleks dan harus segera dicarikan solusi ataupun jalan keluar serta pemecahan yang tepat. Apabila hal ini tidak segera dicarikan solusinya, maka akan berdampak pada meningkatnya eskalasi konflik yang berorientasi pada pemisahan diri dari NKRI. Kondisi semacam ini juga dipengaruhi dengan surutnya rasa nasionalisme yang ada di dalam masyarakat serta dapat berkembang menjadi fenomena atau konflik yang terus berkepanjangan dan akhirnya mengarah pada disintegrasi bangsa. Hal itu H e r u A r i f P i a n t o MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 terjadi karena kompleksnya pengertian bangsa sendiri. Bangsa adalah suatu wilayah komunitas dari tanah kelahiran, seorang dilahirkan ke dalam suatu bangsa yang bercirikan pada fakta biologis ke dalam sejarah, struktural, teritorial dari komunitas kebudayaan Grosby, 2011, p. 9. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut memang sangat diperlukan landasan pemikiran yang pada dasarnya semua itu sudah ditetapkan oleh pemerintah sendiri, landasan pemikiran yang dimaksud adalah Pancasila sebagai landasaan idiil, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, serta ketetapan MPR Nomor V/MPR/200 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional. Dalam rangka merumuskan kebijakan tersebut, tentunya harus ada upaya dan strategi yang harus dibangun dalam rangka menanggulangi serta mencegah ancaman disintegrasi bangsa dan sangat penting untuk mengetahui karakteristik apa penyebab terjadinya ancaman disintegrasi bangsa yang telah melanda saat ini. Dengan demikian maka sangatlah perlu untuk dapatnya dianalisa melalui beberapa faktor yang penting yang di antaranya adalah sebagai berikut 1 Pembangunan moral generasi bangsa melalui penanaman rasa nasionalisme yang tinggi; 2 Harus mampu mengelola keanekaragaman masyarakat Indonesia; 3 Mencegah timbulnya segala macam konflik; 4 Stabilitas keamanan yang mantab dan dinamis; 5 Penegakkan hukum yang berlaku; 6 Analisis terhadap pengaruh otonomi daerah; HASIL DAN PEMBAHASAN Pentingnya Pembangunan Moral Melalui Penanaman Nasionalisme di Lingkungan Sekolah Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran bernegara akan tumbuh dan berkembang di negara merdeka serta mampu berkembang lebih leluasa yang hal ini didasarkan pada kemampuan dan kemauan para warga negara itu sendiri tanpa mengalami tekana dari pihak lain. Sebagai warga negara yang baik hendaknya harus mampu menerapkan cara berpikir nasional yang hal itu merupakan cara berpikir seseorang terhadap kesadaran bernegara dan mempunyai ciri-ciri khusus yang diantaranya berupa norma obyektif artinya selalu mengutamakan kepentingan kehidupan nasional Muljana, 2008, pp. 6–7. Apabila diibaratkan nyawa bagi manusia, nasionalisme itu sendiri merupakan jantung kehidupan suatu negara yang berperan sebagai tiang utama tegaknya negara. Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa... MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 Pada masa-masa seperti ini sebenarnya lembaga-lembaga pendidikan lebih tepat sebagai fasilitator dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme terhadap generasi muda. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang pada hakikatnya tidak akan lepas dari tudingan masyarakat apabila disinyalir terdapat kenakalan remaja atau bahkan tawuran antar pelajar. Kenakalan serta merosotnya moral siswa dewasa ini seakan-akan merupakan sebuah cerminan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan mengalami kegagalan dalam membentuk karakter serta peradaban bangsa Indonesia yang mempunyai martabat yang tinggi. Beban moral yang berat hal ini memang tertujukan kepada guru agama serta guru PPKn yang memang menjadi sasaran untuk mendapatkan tudingan serta dituduh gagal dalam membentuk moral serta kepribadian siswa. Pada dasarnya apabila dikaji secara detail ternyata penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya penurunan akhlak, serta kurangnya pemahaman terhadap nilai agama atau bahkan bukan karena guru agama atau PPKn tadi, akan tetapi penyebab kemerosotan moral ini sering terjadi karena faktor dalam lingkungan keluarga anak sendiri, semisal kurangnya perhatian orang tua terhadap anak sehingga anak terabaikan. Salah satu kesalahan besar pemerintah adalah terlalu sibuk dalam mengurusi masalah perekonomian sehingga melupakan terhadap program penanaman nasionalisme dalam diri siswa yang seharusnya bisa dilakukan pada lembaga-lembaga sekolah. Kenyataan semacam ini memang mau tidak mau harus diakui karena rasa nasionalisme sangat berpengaruh terhadap oral siswa. Lembaga pendidikan selama ini menaruhkan kemampuan akademik sebagai urutan nomor satu yang harus dicapai, hal ini memang saya rasa sangat kurang tepat karena dengan kemampuan akademik yang tinggi tanpa diimbangi dengan moral yang baik juga tidak akan memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia. Dengan nasionalisme yang tinggi anak akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kemungkinan kecil mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak beragama. Mereka mempunyai rasa kebersamaan terhadap teman yang merasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman baik dilihat dari segi ras, agama, suku bangsa adat istiadat serta kondisi faktual yang di satu sisi merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola dengan baik. Ancaman disintegrasi bangsa di beberapa bagian wilayah sudah berkembang dengan kuat. Oleh karena itu dengan adanya globalisasi ternyata mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa dampak yang besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan dan keamanan negara. Sehubungan dengan kondisi semacam itu maka yang sangat diperlukan adalah memupuk nasionalisme yang kuat. Nasionalisme secara teoritis merupakan persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang H e r u A r i f P i a n t o MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 mempunyai sejarah, bahasa, serta pengalaman bersama. Selain itu nasionalisme merupakan salah satu perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi oleh Pancasila dapat memberikan tuntunan kepada kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia. Jadi berdasarkan permasalahan di atas kesimpulanya dapat dikatakan bahwa membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini terutama pada siswa usia SD. Usia SD merupakan usia yang tepat untuk penanaman nasionalisme karena anak-anak seusia mereka belum memiliki pergaulan yang kompleks, sehingga masih sangat mudah untuk diarahkan. Dengan pembiasaan di usia SD ini maka penanaman moral akan lebih mudah dan cepat mengakar serta tertanam dalam diri siswa. Sehingga dengan mengambil langkah ini kemugkinan besar penanaman moral akan lebih berhasil dengan baik. Arus globalisasi serta modernisasi dewasa ini membuat para generasi muda yang hanyut dalam berbagai gaya hidup serta sikap individualistis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar serta melemahnya tanggung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap dunia serta memanfaatkan waktunya hanya untuk mementingkan kesenangan belaka saja tanpa memikirkan masa depanya. Lebih parah lagi apabila mereka lupa bahwa pada hakikatnya mereka merupakan sumber kekuatan moral yang diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi kebenaran sesuai hati nurani serta berjiwa patriotisme. Rasa nasionalisme dapat pula mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai kemerdekaan dan arti hidup dengan mengisinya pada hal-hal yang positif. Kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan serta gerak hati nuraninya. Satu yang lebih penting lagi bahwa mereka akan pandai dalam melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam kehidupanya, kesuksesan masa depanya. Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah yaitu dengan lahirnya organisasi pemuda yang dinamakan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang keduanya mengandung nilai yang sangat urgen berupa kesatuan. Selain itu sumpah pemuda merupakan wujud pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk membuat negeri ini merdeka secara penuh. Pada dasarnya disintegrasi bangsa dapat ditanggulangi serta dapat dicegah sedini mungkin. Permasalahan konflik yang terjadi saat ini sangat beraneka ragam yang di antaranya konflik antar partai, daerah, suku, agama dan lain sebagainya ditengarai sebagai akibat dari ketidakpuasan atas semua kebijakan pemerintah pusat, di mana segala sumber serta tatanan hukum di negara ini terpusat. Timbulnya segala macam bentuk permasalahan baik Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa... MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 masalah yang berkaitan dengan politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan pada dasarnya mempunyai kesamaan persepsi yaitu dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat. Dalam kencenderungan seperti ini, maka perlu sekali ditingkatkan kewaspadaan serta kesiap-siagaan nasional dalam menghadapi ancaman disitegrasi bangsa. Oleh sebab itu untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa ini harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka untuk mendukung integrasi bengsa serta menegakkan peraturan yang berlaku. Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi Ancaman disintegrasi bangsa pasca kemerdekaan terutama pasca Reformasi terjadi dalam berbagai bentuk tindakan yang anarkhis dan terjadi di berbagai tempat yang dalam bingkai NKRI. Citra NKRI sebagai negara yang ramah dan berbudaya serta penuh dengan santun sudah mulai luntur ditelan oleh derasnya gelombang arus reformasi itu sendiri. Kemunculan konflik yang berbasis primordial dengan sebab-sebab yang tidak terduga telah memberikan wajah baru pada NKRI. Salah satu penyebab konflik itu sendiri kadang-kadang terjadi karena adanya pandangan bahwa pluralitas, suku, agama, ras, dan antar golongan lah yang dianggap sebagai penyebab utama konflik. Memang secara sadar kita harus mengakui bahwa pasca Reformasi telah terjadi ancaman disintegrasi bangsa yang mencakup lima wilayah. Pertama, kekerasan memisahkan diri di Timor-Timur setelah jajak pendapat tahun 1999 yang pada akhirnya lepas dari cengkraman NKRI. Kedua, kekerasan komunal berskala besar, baik antar agama, intra agama, dan antar etnis yang terjadi di beberapa wilayah seperti Kalimantan Barat, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan tengah. Ketiga, kekerasan yang terjadi dalam skala kota dan berlangsung beberapa hari seperti Peristiwa Mei 1998. Keempat, kekerasan sosial akibat main hakim sendiri seperti pertikaian antar desa dan lain sebagainya. Kelima, kekerasan yang terkait dengan terorisme seperti di Bali dan Jakarta. Dengan latar belakang seperti di atas, maka pemerintah harus pandai dalam melakukan analisa terhadap pengaruh lingkungan strategi. Setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu Pertama, dalam mengatasi separatisme, gerombolan bersenjata, radikal kiri dan kanan seperti RMS, PKI dan lain sebagainya yang merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus tanggap dan cepat bertindak dalam menghadapi permasalahan tersebut, untuk itu pemerintah harus bertindak tegas dalam menyelasaikan masalah separatis maupun sejenisnya demi keutuhan bangsa dan negara serta tidak membiarkan kondisi ini terus berlarut-larut. Kedua, sebagai bangsa yang heterogen Indonesia memiliki bermacam-macam suku, budaya, agama dan adat istiadat berpeluang besar terjadinya konflik komunal. Faktor-faktor keberagaman ini menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu mengganggu stabilitas keamanan dan keutuhan Indonesia. Dampak-dampak yang timbul dari konflik di atas menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian besar-besaran, kerugian harta benda, korban jiwa serta kerusakan lingkungan dan infrstruktur dalam H e r u A r i f P i a n t o MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 jumlah yang banyak, sehingga keamanan nasional masyarakat di daerah konflik dan kondisi stabilitas nasional terganggu. Selain analisa terhadap lingkungan, pemerintah juga harus menganalisa terhadap dampak atau pengaruh Otonomi Daerah. Dalam era transisi dari Orde Baru ke era Reformasi kebijakan sentralistik ke desentralistik demokratis sebagaimana yang dituju dalam pemerintahan nasional ditandai dengan pemberlakuan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004. Ternyata dalam pelaksanaan otonomi daerah masih terjadi kendala-kendala yang mengandung instabilitas yang dapat mengarah melemahnya ketahanan nasional di beberapa daerah bahkan dapat memicu terjadinya disintegrasi bangsa, bila tidak segera ditangani. Suatu contoh kecil adalah dengan pemberian Otonomi Khusus kepada provinsi Papua yang hal ini mereka anggap sebagai suatu diskriminasi pemerintah terhadap orang-orang papua dalam hal status politiknya Yoman, 2011, pp. 32–33. Namun secara umum kendala-kendala yang terjadi dalam Otonomi Daerah di beberapa daerah, di antaranya adalah sebagai berikut 1 Masalah DPRD yang pada konsekuensinya diberlakukanya UU No. 2 Tahun 199 tentang Partai Politik dan UU No. 3 Tahun 199 tentang Pemilu sebagai tuntunan fundamental Reformasi yang selanjutntya melahirkan pemilu secara multi partai. Lahirnya lembaga legislatif yang merupakan perwujudan atau representasi dari partai peserta pemilu memiliki kemampuan yang beragam. 2 Mengenai perimbangan keuangan daerah dalam UU No. 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proposional, demokratis, transparan dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi yang tentunya dengan berbagai pertimbangan yaitu potensi, kondisi dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. 3 Dampak dari agenda nasional dan pengaruh isu global terutama demokratisasi dan hak asasi manusia, dalam hal ini mengandung pengertian bahwa masyarakat selama ini semakin paham akan semua haknya sebagai warga negara, akan tetapi muncul kecenderungan kurang begitu memahami terhadap kewajibanya, justru mereka semakin kritis, reaktif dan proaktif dalam menuntut hak-haknya kepada pemerintah yang tanpa berpikir panjang atas kesulitan pemerintah. 4 Dana bantuan dari pemerintah pusat diberikan kepada beberapa daerah khusus dalam masalah pendanaan membuat para pejabat daerah yang mendapatkan dana tersebut terbuai akan pencairan dana tersebut sehingga mereka melupakan akan pembangunan daerahnya tersebut. Usaha-usaha Penyelesaian masalah Disintegrasi Bangsa Pasca Kemerdekaan Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa... MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 Indonesia akan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan. Reformasi sudah berjalan kurang lebih 10 tahun, apa yan telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai bahwa kehidupan di masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini. Pandapat rakyat tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudut pandang harga kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah karena hanya satu hal tersebut yang ada di benak mereka. Kemudian ada kelompok masyarakat yang selalu menuntut kebebasan, dan oleh kelompok yang lain dikatakan sudah keblabasan. Kemudian timbul kembali pertanyaan apa itu Reformasi? Yang jelas bangsa Indonesia semua menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah hidup di era Orde Baru. Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi kalau tidak memiliki pegangan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya untuk bangkit kembali, yaitu 1 Pancasila dan UUD 1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang paling bawah, dalam rangka pemahaman dan penghayatan. 2 GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa dan negara perlu dihidupkan kembali. 3 Para tokoh dan elite bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi contoh rakyat, jangan selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untuk kepentingan kelompok atau partai politiknya. 4 Budaya bangsa yang adi luhung hendaknya diangkat untuk diingat dan dilaksanakan oleh bangsa ini yaitu budaya saling hormat-menghormati. 5 TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yang ditentukan oleh DPR. Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsur bangsa ini karena keselamatan bangsa dan negara sudah terancam. Selain beberapa hal di atas pencegahan disintegrasi bangsa juga sangat berkaitan dengan kondisi moral sosial masyarakat. Pada hakikatnya penanaman moral melalui berbagai cara sudah sering dilakukan setiap hari, baik melalui seruan agama oleh para kyai, ustad, pemuka agama di masyarakat dan lain-lain. Akan tetapi usaha dalam membuka kembali fakta sejarah mengenai sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia masih sering terabaikan. Padahal pengalaman nenek moyang serta para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang tidak kalah besar perananya dalam pembentukan moral, watak dan peradaban bangsa yang bermartabat tinggi. Selain itu kalau kita menengok ke dalam konteks pendidikan formal, bukanlah kesalahan dari guru sejarah, PPKn, ataupun guru agama yang mereka diberi tugas menanamkan serta mengajarkan moral kepada siswa jika siswa atau generasi muda sekarang justru terjadi krisis moral. Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme bukan hanya semata tanggung jawab mereka para guru yang disebutkan di atas, akan tetapi menjadi H e r u A r i f P i a n t o MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 tanggung jawab semua kalangan masyarakat yang dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satu contoh yang sangat sederhana adalah, sering mendengarkan lagu-lagu nasional di rumah juga dapat mempertebal semangat nasionalisme. Selain itu masih banyak contoh-contoh yang lain seperti sering melihat film sejarah perjuangan bangsa di layar televisi, karena ternyata setelah diteliti media televisi lebih menarik dari pada melalui media ceramah yang dilakukan oleh guru serta pemuka masyarakat. Hal ini akan dapat memberikan ilustrasi kepada anak bahwa para pejuang kita dulu mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi dalam merebut kemerdekaan. Salah satu usaha yang tidak kalah pentingnya dalam rangka penanaman nasionalisme ini adalah pembiasaan memakai produk dalam negeri sehingga akan muncul rasa cinta serta menghargai hasil karya bangsa sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan jika nasionalisme kita kurang kuat, akan banyak sekali produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita. Ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan juga bahwa generasi tua, dalam hal ini pendidik atau guru harus bisa mendidik serta menjadi suri tauladan dan memberi contoh-contoh yang baik terhadap para generasi muda. Orang tua juga mempunyai peran yang sangat besar pula dalam mendidik anak-anaknya. Mereka para orang tua juga harus menanamkan semangat nasionalisme kapada anaknya sejak usia sedini mungkin agar ketika mereka besar rasa nasionalisme sudah tertanam secara kuat di dalam jiwa anak. PENUTUP Kondisi Indonesia secara nyata harus diakui oleh berbagai pihak bila ditinjau dari kondisi geografis, demografi serta kondisi sosial pasti terlihat secara jelas bahwa pluralitas, suku, agama, ras, dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik dan kekerasan masal. Selain itu kadang-kadang kebijakan pemerintah juga dapat memicu munculnya disintegrasi, suatu contoh pemberlakuan otonomi daerah merupakan salah satu usaha yang bagus yang dilakukan oleh pemerintah akan tetapi sangat berpotensi untuk terciptanya sikap fanatisme primodialisme yang sempit, sektarianisme serta supranasionalisme. Kondisi semacam ini terjadi karena tidak semua masyarakat mengetahui tujuan pemberlakuan otonomi daerah bagi sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada dasarnya kemerosotan generasi muda dapat dikurangi dengan cara menanamkan rasa nasionalisme sejak usia dini. Sebetulnya banyak berbagai cara dapat dilakukan untuk menumbuh kembangkan rasa nasionalisme itu sendiri seperti membiasakan memperingati hari besar nasional, ziarah makam pahlawan dan lain sebagainya. Membentuk moral serta menanamkan rasa nasionalisme ini sangat penting karena dapat memberikan motifasi kepada generasi muda untuk lebih menghargai arti kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan agar supaya timbul kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga dengan demikianakan tsuatu negara kesatuan yang utuh serta bermartabat luhur. Akan tetapi dalam pembangunan moral dengan penanaman nasionalisme ini diperlukan kerjasama dan saling bahu membahu antar semua Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa... MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 12, 2018 pihak yang diantaranya lembaga-lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, maupun pihak pemerintah itu sendiri. Faktor utama perekat persatuan dan kesatuan ini adalah kebhinekaan budaya Indonesia dan bukanlah menjadi halangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Justru budaya yang beraneka raga mini akan mampu melakukan korelasi serta berinteraksi antara satu dengan yang lainya secara selaras dan serasi. Oleh sebab itu perlu disadari dan dipahami bersama bahwa bangsa Indonesia ini memang terbentuk dari bermacam-macam suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Dalam rangka membangun kehidupan bagi bangsa Indonesia di masa depan, langkah utama yang ditempuh adalah menggunakan konsepsi kemandirian lokal yaitu dengan melakukan pendekatan kebudayaan yang dapat diyakini mampu menumbuhkan kebanggaan pada setiap anak bangsa terhadap diri dan budayanya pada giliranya akan menumbuhkan pula toleransi dan pengertian akan keberadaan budaya lainnya. REFERENSI Grosby, S. 2011. Sejarah Nasionalisme, Asal-usul Bangsa dan Tanah Air. Yogyakarta. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Muljana, S. 2008. Kesadaran Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta LKiS Pelangi Aksara. Yoman, D. S. S. 2011. Integrasi Belum Selesai, Komentar Kritis atas Papua Road Map. Jakarta Endrawasih Press. Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah. ... This mutual cooperation attitude exists in ethnicity, race and culture. Instilling the nature of gotong royong is basically also in the context of fostering unity, unity and integrity Pianto 2018. ...A. Samsul Ma’arifThis study aims to reveal Multicultural Islamic Education in building student character in terms of personal character, human character and national character which is systemized in a boarding school education for four years. The research used qualitative-phenomenological approach at the Al-Hikam Student Islamic Boarding School, Malang Indonesia. Data collection by using in-depth interviews, observations and documents involving all students, several ustadz councils and caregivers which is taken purposively. The results of this study indicate that after taking boarding school education, students have personal characteristics of independence, humility, honesty and love of knowledge. Human characters such as mutual cooperation, respect for the opinions of others, deliberation and love. National characters such as tolerance, equality, justice and Nasionalisme, Asal-usul Bangsa dan Tanah AirS GrosbyGrosby, S. 2011. Sejarah Nasionalisme, Asal-usul Bangsa dan Tanah Air. Yogyakarta. Yogyakarta Pustaka Belum Selesai, Komentar Kritis atas Papua Road MapD S S YomanYoman, D. S. S. 2011. Integrasi Belum Selesai, Komentar Kritis atas Papua Road Map. Jakarta Endrawasih No. 32 TahunUndang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah. Mengambilhikmah dari berbagai ancaman disintegrasi bangsa yang pernah terjadi di Indonesia, khususnya yang telah terjadi di tahun 1948 hingga 1965. HIKMAH DAN ARTI PENTING Memelajari sejarah pergolakan bangsa yang pernah terjadi dan membahayakan persatuan nasional merupakan hal sangat penting, agar kita mendapatkan pelajaran sekaligus peringatan.
Skip to documentHomeMy LibraryDiscoveryInstitutionsUniversitas Gadjah MadaUniversitas Negeri MedanPoliteknik Negeri BatamUniversitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurUniversitas AirlanggaPoliteknik Kesehatan Kemenkes SemarangUniversitas SriwijayaUniversitas TerbukaUniversitas Mercu Buana JakartaUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif KasimUniversitas IndonesiaUniversitas BrawijayaUniversitas PadjadjaranUniversitas DiponegoroUniversitas SurabayaSee all InstitutionsCoursesPopularAccountingAkuntansi Akreditasi A - Kelas Reguler dan Kelas InternasionalManajemen Pemasaran AKT2201Pengelolaan 150232Accounting ACC 1Mechanical Engineering sandhuanantaMechatronics ME2003Akuntansi AK001Pemecahan Masalah * 8420202148Chemical engineering TK 031Auditing VEA210Communication PPKn 213Aji Surya Kencana Jurusan gizi 2018Kimia PAM 162002Pancasila Education Pancasila Education UNIVUM6007TrendingThe Leadership ExperienceTeknologi Bahan Makanan TKK 607318Pengantar Ekonomi PE2016Psikologi Perkembangan I IPS4104Bahasa Indonesia UNI616106Sastra Inggris SAS1234Advanced Accounting ACC101Pendidikan Agama IslamKumpulan Makalah KM2022Pendidikan UMPK607Inovasi Pembelajaran Biologi 3BIO57022Pengauditan II EKA 446Medical Med123Manajemen Industri TEK270114Hukum PajakNewestManajemen Produksi dan Operasional EA1234Introduction to Accounting AKU1601International Relations 46944Biology science education Psyc211Perpajakan I PJK201Landasan Kependidikan MKDK 53074TAX and Accounting Tax1Manajemen PerpajakanPengantar Ilmu Komunikasi SKOM4101SkripsiAqidah 1000010502Advanced English TMS211052Kewirausahaan I40C202Introduction to Managementart course short art123DocumentsPopularChapter 11 - This is a compilation of final exam exercise questions about Managing KnowledgeBinter Makalah Perbedaan dalam Budaya InternasionalTugas 1. BAHASA INDONESIA TUTORIAL ONLINE 2 Laporan Praktikum Percobaan 5 Novella Rheva Y Teknik Perminyakan Praktikum Kimia Dasar 1 1005Makalah Dinamika, Tantangan, Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi NegaraBrief 2 - Familia - TEST DE EVALUACION DE FUNCIONES EJECUTIVASChapter 13 - This is a compilation of final exam exercise questions about Building Information329994377 Isi Makalah Tentang Teori Penawaran AgregatKunci Jawaban Buku Kieso Chapter 4Contoh Proposal Business PLANLaporan Pemanenan Hasil HutanBAB 9 Merancang Organisasi yang AdaptifBUKU Ajaran Sejarah Pemikiran Ekonomi pdfTT3 IPS apik qpdasdo asdas dasdMakalah Tentang InternetTrendingLaporan Praktikum Jaringan Pada HewanBMC kewirausahaan , proposal bisnis usahaContoh Soal Pengamalan PancasilaDokumentasi SOAP Asuhan Persalinan NormalMarwah Ristianty Laporan Praktikum Kimia Organik HidrokarbonDinamika dan Tantangan Integrasi NasionalSurat Kuasa Penagihan HutangLP Gangguan Keseimbangan SUHUKEL 1 Desain Studi KelayakanDownload kalkulus purcellMakalah Ekonomi Pembangunan Kelompok 5TEKS Cerita Sejarah Danau TOBAContoh Laporan Akhir KatingLaporan Pembuatan yogurtLaporan Praktikum tapeNewestKonsep Ketuhanan Dalam carrefour-vs-wal-mart-the-battle-for-global-retail-dominanceP-FRM-K3-001 Identifikasi Bahaya, Pengendalian dan Penilaian Resiko K3Materi-k3 - matakuliah k3Pengertian Hukum Pajak InternasionalLandasan pendidikan dari berbagai perspe5114-Article Text-15057-1-10-20211022Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRevisi TA GustutNanopdf - nothingBab2 - AhgggdwhjxnjLampiran - SkripsiBAB VI - SkripsiPendahuluan - SkripsiBAB VII - SkripsiBooksIntermediate Accounting Donald E. Kieso; Jerry J. Weygandt; Terry D. WarfieldResearch Methods in Linguistics Lia LitosselitiIlmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya Hidayat, Rahmat and Abdillah, Abdillah 2019Accounting Theory Vernon KamLa regia teatrale nel secondo Novecento. Utopie, forme e pratiche Giovanna ZanlonghiMacroeconomics Greg MaynesCost Accounting William K. Carter; Milton F. UsryCommunication Mosaics an Introduction to the Field of Communication Julia T. WoodAdvanced Accounting Floyd A. Beams; Joseph H. Anthony; Bruce Bettinghaus; Kenneth SmithKieso Intermediate Accounting Donald E Kieso, CPA; Donald E. Kieso; Jerry J Weygandt, CPA; Jerry J. WeygandtInformation Technology Auditing and Assurance James A. Hall; Tommie W. SingletonAuditing and Assurance Services Alvin A. Arens; Randal J. Elder; Mark S. Beasley; Chris E. HoganAn Introduction to Functional Grammar Michael Halliday; Christian MatthiessenElementary and Middle School Mathematics Teaching Developmentally John a Van De Walle; Karen S Karp; Jennifer M Bay-williamsOrganizational Behavior Stephen P. Robbins; Tim JudgeWas this document helpful?Leave a comment or say thanksMAKALAHSEJARAH INDONESIAPERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRITAS BANGSAKELOMPOK 1RAHDAHLASMIHALIDAH ARSYADMUHAMMAD ALDIMUHAMMAD RENDISYAHRIANSYAHAKHMAD KHAIRIL ANWARSMA NEGERI 1 KATINGAN KUALATAHUN PELAJARAN2021/2022
RangkumanLengkap Daftar Isi [ Buka] Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Photo by Somchai Kongkamsri on Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965) Sejarah pergolakan dan konflik yang terjadi di Indonesia selama masa tahun 1948-1965 dalam bab ini akan dibagi ke dalam tiga bentuk pergolakan:

Ringkasan Buku SekolahKelas 12 SMA / MA / SMK SEJARAHBab I Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Gambar .Peta KonsepA Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri 1. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan PKI Madiun, pemberontakan DI/TII, dan peristiwa G30S/ PKI memberontak? Alasan utamanya tentu bersifat ideologis, di mana mereka memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. a Pemberontakan PKI Partai Komunis Indonesia MadiunPada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang MusoPemberontakan bersenjata yang dicetuskan oleh PKI di Madiun pada tanggal 18 September 1948 Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012.b Pemberontakan DI/TIICikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Ia dulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia PSII. Ia lalu menyatakan pembentukan Darul Islam negara Islam/DI dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus Gerakan 30 September 1965 G30S/PKI2. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan KepentinganTermasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan APRA, RMS, dan Andi Aziz. Vested Interest merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok. a Pemberontakan APRAAngkatan Perang Ratu Adil APRA dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun Peristiwa Andi AzizSeperti halnya pemberontakan APRA di Bandung, peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL pasukan Belanda di Indonesia terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur NIT. c Pemberontakan Republik Maluku Selatan RMSSesuai dengan namanya, pemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat dan menggantinya dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Soumokil pada April 1950, RMS didukung oleh mantan pasukan Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem Pemerintahan Termasuk dalam kategori ini adalah persoalan negara federal dan BFO Bijeenkomst Federal Overleg, serta pemberontakan PRRI dan Pemberontakan PRRI dan PermestaMunculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Persoalan Negara Federal dan BFOKonsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian BFO/ Bijeenkomst voor Federal Overleg mau tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah Dari Konflik Menuju Konsensus Suatu Pembelajaran 1. Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa Konflik bahkan bukan saja dapat mengancam persatuan bangsa. Kita juga harus menyadari betapa konflik yang terjadi dapat menimbulkan banyak korban dan kerugian. “Dengan persatuan bangsa, satu bangsa tidak akan dapat dibagi-bagi. Di pangkuan bangsa yang satu itu boleh terdapat berbagai paham politik, tetapi kalau datang marabahaya
 di sanalah tempat kita menunjukkan persatuan hati. Di sanalah kita harus berdiri sebaris. Kita menyusun persatuan’ dan menolak persatean’” Meutia Hatta, mengutip Daulat Rakyat, 1931.2. Teladan Para Tokoh Persatuan Gambar . Pahlawan NasionalSumber sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu di antaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lainnya untuk mencapai/ merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan Pahlawan Nasional dari PapuaFrans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey2 Para Raja yang Berkorban Untuk BangsaSultan Hamengku Buwono IX dan Sultan Syarif Kasim II3. Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra Ismail MarzukiIsmail Marzuki 1914–1958. Dilahirkan di Jakarta, Ismail Marzuki memang berasal dari keluarga seniman. Di usia 17 tahun ia berhasil mengarang lagu pertamanya, berjudul “O Sarinah”. 4. Perempuan Pejuang Opu Daeng Risaju“Kalau hanya karena adanya darah bangsawan mengalir dalam tubuhku sehingga saya harus meninggalkan partaiku dan berhenti melakukan gerakanku, irislah dadaku dan keluarkanlah darah bangsawan itu dari dalam tubuhku, supaya datu dan hadat tidak terhina kalau saya diperlakukan tidak sepantasnya.”Opu Daeng Risaju, Ketua PSII Palopo 1930Materi Lainnya

10 Jelaskan upaya pemerintah dalam mengatasi pemberontakan RMS! Jawaban: Dalam upaya penumpasan, pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan cara berdamai. Cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu, dengan mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh asli Maluku, yakni Dr. Leimena.

Pengertian Integrasi dan DisintegrasiVideo ini menjelaskan tentang pengertian integrasi dan disintegrasiLatar Belakang Munculnya Upaya Disintegrasi NasionalVideo ini menjelaskan tentang Pengertian dan Faktor Integrasi dan DisintegrasiPemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 Latar Belakang dan TokohVideo ini menjelaskan tentang Latar Belakang Pemberontakan MadiunPemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 Proses dan PenyelesaianVideo ini menjelaskan proses dan penyelesaian PKI MadiunDarul Islam-Tentara Islam Indonesia DI-TII Jawa BaratVideo ini menjelaskan tentang Pemberontakan DI/TII Jawa BaratDarul IslamTentara Islam Indonesia DITII Jawa TengahVideo ini menjelaskan tentang pemberontakan DI/TII Jawa TengahDarul IslamTentara Islam Indonesia DII-TII Kalimantan SelatanVideo ini menjelaskan tentang pemberontakan DI/TII Kalimantan SelatanDarul IslamTentara Islam Indonesia DI-TII Sulawesi SelatanVideo ini menjelaskan tentang pemberontakan DI/TII Sulawesi SelatanDarul Islam-Tentara Islam Indonesia DI-TII AcehVideo ini menjelaskan tentang pemberontakan DI/TII AcehPemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil APRA Latar Belakang dan TokohVideo ini menjelaskan tentang latar belakang pemberontakan APRAAngkatan Perang Ratu Adil APRA Proses PenyelesaianVideo ini menjelaskan tentang proses pemberontakan APRAPemberontakan Andi Aziz Latar Belakang dan TokohVideo ini menjelaskan tentang pemberontakan Andi AzizPemberontakan Andi Aziz Proses dan PenyelesaianVideo ini menjelaskan tentang proses pemberontakan Andi AzizPemberontakan Republik Maluku Selatan RMS 1Video ini menjelaskan tentang latar belakang pemberontakan RMSPemberontakan Republik Maluku Selatan RMS 2Video ini menjelaskan tentang proses pemberontakan RMSPemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI dan Perjuangan Rakyat Semesta PERMESTA 1Video ini menjelaskan tentang Latar Belakang PRRI/PermestaPemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI dan Perjuangan Rakyat Semesta PERMESTA 2Video ini menjelaskan tentang proses dan penyelesaian PRRI/PermestaPemberontakan G30SPKI Latar BelakangVideo ini menjelaskan tentang latar belakang pemberontakan G30S/PKIPemberontakan G30SPKI Tokoh-TokohVideo ini menjelaskan tantang tokoh-tokoh G30S/PKIPemberontakan G30SPKI ProsesVideo ini menjelaskan tentang proses pemberontakan G30S/PKIPemberontakan G30SPKI PenyelesaianVideo ini menjelaskan tentang penyelesaian G30S/PKIPemberontakan G30SPKI Enam Versi G30SVideo ini menjelaskan tentang enam versi dalam peristiwa G30S

PengenSenyum PERJUANGAN TERHADAP ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA Rabu, 29 September 2010 PERJUANGAN TERHADAP ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA PEMBERONTAKAN PKI MADIUN Peristiwa Madiun adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September - Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI.
0% found this document useful 0 votes0 views6 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views6 pagesPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Padaposting kali ini, menyajikan materi Sejarah Indonesia Kelas 12 semester 1 yaitu materi Bab 1 Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa. ANALISA MATERI Tingkat Kesulitan : Easy PETA KONSEP A. Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965) 1. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi a. PKI Madiun b. DI/TII Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaMenghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa pertama Perjuangan menghadapi ancaman disintegrasi bangsa. Secara garis besar ancaman disintegrasi dibagi menjadi tiga yakni berdasarkan ideologi, berdasarkan kepentingan atau vasted interes dan berdasarkan sistem pemerintahan. Materi secara lengkap, bisa disimak pada video berikut ini: Bentuk bentuk ancaman disintegrasi #materidaringsejarahwajib

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA A. Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri 1948-1965 1. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan PKI Madiun, pemberontakan DI TII dan peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh PKI yaitu komunisme sedangkan pemberontakan DI/TII berlangsung dengan membawa ideologi agama. a. Pemberontakan PKI Partai Komunis Indonesia Madiun PKI merupakan partai politik pertama yang didirikan sesudah proklamasi. PKI bukanlah partai baru karena telah ada sejak zaman pergerakan nasional sebelum dibekukan oleh pemerintah Hindia Belanda akibat memberontak pada tahun 1926. Sejak merdeka sampai awal tahun 1948, PKI masih bersikap mendukung pemerinah yang kebetulan dikuasai oleh golongan kiri. Namun ketika golongan kiri terlempar dari pemerintah, PKI menjadi partai oposisi dan bergabung dengan partai serta organisasi kiri lainnya dalam Front Demokrasi Rakyat FDR yang didirikan Amir Syarifuddin pada bulan Februari 1948. Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang oleh Muso. Ia membawa PKI ke dalam pemberontakan bersenjata yang dicetuskan di Madiun tanggal 19 September 1948. Alasan utama pemberontakan PKI yaitu bersifat ideologis, dimana mereka memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Berbagai upaya dilakukan oleh PKI untuk meraih kekuasaan. Partai ini mendorong dilakukannya berbagai demonstrasi dan pemogokan kaum buruh dan petani. Muso kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengecam pemerintah dan membahayakan strategi diplomasi Indonesia melawan Belanda yang ditengahi Amerika Serikat. Pernyataan Muso lebih menunjukkan keberpihakannya pada Uni Soviet yang komunis. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka untuk meredam gerak PKI Muso. Namun kondisi politik sudah terlampau panas, sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang memihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya kemudian memusatkan diri di Madiun. Muso kemudian pada tanggal 18 September 1948 memproklamirkan Republik Soviet Indonesia. Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang anti komunis terjadi. Kaum santri juga menjadi korban. Tetapi pasukan pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi berhasil mendesak mundur pemberontak. Puncaknya ketika Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap. Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Tokoh-tokoh muda PKl seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri. Merekalah yang kelak ditahun 1965 berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ribuan Orang tewas dan ditangkap pemerintah akibat pemberontakan di Madiun. PKI gagal megambil alih kekuasaan. b. Pemberontakan DII/TII 1 DI/TII Jawa Barat Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas dibeberapa wilayah Indonesia bermula dari gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kanosuwiryo. la dulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia PSH. Perjanjian Renville yang membuka peluang bagi Kanosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salah satu keputusan Renville adalah harus pindahnya pasukan RI dari daerah-daerah yang diklaim dan diduduki Belanda ke daerah yang dikuasai RI. Di Jawa Barat, Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI pun dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda. Akan tetapi lancar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada dibawah pengaruh Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan membentuk Tentara Islam Indonesia TII. Vakum kosongnya kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan Kanosuwiryo. Meski awalnya ia memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka menunjang perjuangan RI, namun akhirnya perjuangan tersebut beralih menjadi perjuangan untuk merealisasikan cita-citanya. Ia lalu menyatakan pembentukan darul Islam negara Islam/DI dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus 1948. Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat namun Kanosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI kecuali mereka bergabung dengan DI/TII. Hal ini berarti Kanosuwiryo dengan DI/TIInya tidak mau mengakui pemerintah RI di Jawa Barat. Sejak tahun 1959 pemerintah mulai melakukan operasi militer. 2 DI/TII Jawa Tengah Di Jawa Tengah, awal kasusnya juga mirip dimana akibat persetujuan Renville daerah Pekalongan~Brebes~Tegal ditinggalkan TNI dan aparat pemerintah. Terjadi kevakuman di wilayah ini dan Amir Fatah beserta pasukan Hizbullah yang tidak mau di TNI kan, segera mengambil alih. Perlawanan Amir Fatah tidak terlalu lama. Kurangnya du Islam AUl yang sejak didirikan berkeinginan menciptakan suatu negara Indonesia yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Pada akhir Juli 1950 Kyai Sumolangu melakukan pemberontakan. Setelah sebulan bertempur, tentara RI berhasil menumpas pemberontakan. Pemberontakan Iainnya dilakukan oleh Batalyon 426 dari Divisi Diponegoro Jawa Tengah. lni adalah tentara Indonesia yang anggota-anggotanya berasal dari lascar Hizbullah. Walaupun dianggap kuat dan membahayakan, namun hanya dalam beberapa bulan pemberontakan ini berhasil di tumpas. 3 DI/TII Sulawesi Selatan Pemberontakan DI/TII juga terjadi di Sulawesi Selatan dibawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar. Pada tahap awal, pemberontakan ini disebabkan akibat ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam membentuk Tentara Republik, namun beberapa tahun kemudiun pemberontakan beralih dengan bergabungnya mereka ke dalam DI/TII Kartosuwiryo. Selama masa pemberontakan, Kahar Muzakar pada tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo. Pemberontakan ini berakhir pada tahun 1965 dan ditahun itu, Kahar Muzakar tewas tertembak dalam suatu penyergapan. 4 DI/TII Kalimantan Selatan DI/TII Kalimantan Selatan merupakan pemberontakan yang tergolong kecil, dimana pemberontak tidak menguasai daerah yang luas dan pergerakan pasukan yang besar. Pemberontakan ini berlangsung lama dan berlarut-larut hingga tahun 1963 saat Ibnu Hajar, pemimpinnya tertangkap. Timbulnya pemberontakan ini bisa ditelusuri hingga tahun 1948 saat Angkatan Laut Republik Indonesia ALRI Divisi IV, sebagai pasukan utama Indonesia dalam menghadapi Belanda di Kalimantan Selatan, telah tumbuh menjadi tentara yang kuat dan berpengaruh di wilayah tersebut. Namun ketika penataan ketentaraan mulai dilakukan di Kalimantan Selatan oleh pemerintah pusat di Jawa, tidak sedikit anggota ALRI Divisi IV yang merasa kecewa karena diantara mereka ada yang harus mendapatkan posisi yang tidak sesuai dengan keinginan. Penangkapan terhadap mantan anggota ALRI Divisi IV terjadi. Diantara para pembelot mantan anggota ALRI Divisi IV adalah Letnan Dua Ibnu Hajar. Ibnu Hajar bahkan menamai pasukan barunya sebagai Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas KRIyT. Akhir tahun 1954, Ibnu Hajar memilih untuk bergabung dengan pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo yang menawarkan kepadanya Jabatan dalam pemerintahan DI/TII sekaligus Panglima TII 1963, lbnu Hajar menyerah, ia berharap mendapat pengampunan, namun pengadilan militer menjatuhinya hukuman mati. 5 DI/TII Aceh Di Aceh pemicu langsung pecahnya pemberontakan adalah ketika pada tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai bagian dari provinsi Sumatera Utara. Para ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh PUSA menolak hal ini. Bagi mereka, pemerintah terlihat tidak menghargai masyarakat Aceh yang telah berjuang membela republik. Mereka menuntut agar Aceh memiliki otonomi sendiri dan mengancam akan bertindak bila tuntutan mereka tak dipenuhi. Tokoh terdepan PUSA yaitu Daud Beureuh. Pada tahun 1953, setelah Daud Beureuh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo, ia menyatakan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang dipimpin Kartosuwiryo. Konflik antara pengikut Daud Beureuh dengan tentara RI berkecamuk dan tak menentu selama beberapa tahun, sebelum akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah istimewa pada tahun 1959. c. Gerakan 30 September 1965 G30S/PKI Terdapat 6 teori tentang peristiwa kudeta G30S tahun 1965 1 Gerakan 30 September merupakan persoalan internal Angkatan Darat AD Teori ini menyatakan bahwa G30S hanyalah peristiwa yang timbul akibat adanya persoalan dikalangan AD. Hal ini misalnya didasarkan pada pernyataan pemimpin Gerakan, yaitu Letnan Kolonel Untung menyatakan bahwa para pemimpin AD hidup bermewah-mewahan dan memperkaya diri sehingga mencemarkan nama baik AD. 2 Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat CIA Menurut teori ini AS sangat khawatir Indonesia jatuhketangan komunis. PKI pada masa itu memang tengah kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di Indonesia. Karena itu CIA kemudian bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk memprovokasi PKI agar melakukan gerakan kudeta. Setelah itu, ganti PKI yang dihancurkan. Tujuan akhir scenario CIA yaitu menjatuhkan kekuasaan Soekarno. 3 Gerakan 30 September merupakan pertemuan antara kepentingan Inggris-AS Menurut teori ini G30S adalah titik temu antara keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan keinginan AS agar Indonesia terbebas dari komunisme. 4 Soekarno adalah dalang Gerakan 30 September Teori ini beranjak dari asumsi bahwa Soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan oposisi terhadap dirinya yang berasal dari sebagian perwira tinggi AD. Dasar teori ini antara lain dari kesaksian Shri Biju Patnaik, seorang pilot asal India yang menjadi sahabat banyak pejabat Indonesia sejak masa revolusi, Ia mengatakan bahwa pada 30 September 1965 tengah malam Soekarno memintanya untuk meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Menurut Patnaik, Soekarno berkata “sesudah itu saya akan menutup lapangan terbang. Disini Soekarno seakan tahu bahwa akan ada “peristiwa besar” esok harinya. Namun teori ini dilemahkan antara lain dengan tindakan Soekarno yang ternyata kemudian menolak mendukung G30S. Bahkan pada 6 Oktober 1965 dalam sidang Kabinet Dwikora di Bogor, ia mengutuk gerakan ini. 5 Tidak ada pemeran tunggal dan scenario besar dalam peristiwa Gerakan 30 September teori chaos Teori ini menyatakan bahwa tidak ada dalang tunggal dan tidak ada scenario besar dalam G30S. Kejadian ini hanya merupakan hasil dari perpaduan antara, seperti yang disebut Soekarno “unsur-unsur Nekolim negara Barat, pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar”. Semuanya pecah dalam improvisasi di lapangan. 6 Dalang Gerakan 30 September adalah PKI Menurut teori ini tokoh-tokoh PKI adalah pennaggungiawab peristiwa kudeta dengan cara memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilancarkan PKI antara tahun 1965-1965. Dasar lainnya adalah bahwa setelah G30S beberapa perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC PKI sempat terjadi di Blitar Selatan, Grobogan, dan Klaten. Teori ini yang paling umum didengar mengenai kudeta tanggal 30 September 1965. Namun terlepas dari teori mana yang benar mengenai peristiwa G30S, yang pasti sejak Demokrasi Terpimpin secara resmi dimulai tahun 1969, Indonesia memang diwarnai dengan figure Soekamo yang menampilkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Indonesia. ia juga menjadi kekuatan penengah diantara 2 kelompok politik besar yang saling bersaing dan terkurung dalam pertentangan yang tidak terdamaikan saat itu AD dengan PKIBaca juga Rangkuman Materi Perjuangan Bersenjata Mempertahankan Kemerdekaan 2. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan kepentingan vested interest Temasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan APRA, RMS, dan Andi Aziz. Vested interest merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok. Kelompok ini biasanya berusaha untuk mengontrol suatu sistem sosial atau kegiatan untuk keuntungan sendiri. Mereka juga sukar untuk mau melepaskan posisi atau kedudukannya sehingga sering menghalangi suatu proses perubahan. Baik APRA, RMS, dan Andi Aziz semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNIL yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai. a. Pemberontakan APRA Angkatan Perang Ratu Adil APRA dibentuk oleh Kapten Raymon Westerling tahun 1949. Ini adalah milisi bersenjata yang anggotanya terutama berasal dari tentara Belanda; KNIL yang tidak setuju dengan pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat APRIS di Jawa Barat yang saat itu masih berbentuk negara bagian Pasundan. Basis pasukan APRIS di Jawa Barat adalah Divisi Siliwangi. APRA ingin agar keberadaan negara Pasundan dipertahankan sekaligus menjadikan mereka sebagai tentara negara federal di Jawa Barat. Karena itu, pada Januari 1950 Westerling mengultimatum pemerintah RIS. b. Peristiwa Andi Aziz Peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL pasukan Belanda di Indonesia terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di negara Indonesia Timur NIT. Ketika akhirnya tentara Indonesia benar-benar didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan tujuan memelihara keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan dikalangan Andi Aziz, Ada kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI. Pasukan KNIL dibawah pimpinan Andi Aziz bereaksi menduduki beberapa tempat penting, bahkan menawan Panglima Teritorium wilayah Indonesia Timur. Pemerintah bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan RMSPemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri dan Republik Indonesia dan menggantinya dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Soumokil pada April 1950, RMS didukung oleh mantan pasukan KNIL. Upaya penyelesaian secara damai awalnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yang mengutus dr. Leimena untuk berunding. Namun upaya ini mengalami kegagalan. Pemerintah pun langsung mengambil tindakan tegas, dengan melakukan operasi militer dibawah pimpinan Kolonel Kawilarang. 3. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan sistem pemerintahan. Temasuk dalam kategori ini adalah persoalan negara federal dan BFO Bijeenkomst Federal Overleg semi pemberontakan PRRI dan Permesta. Masalah yang berhubungan dengan negara federal mulai timbul ketika berdasarkan Perjanjian Linggarjati, Indonesia disepakati akan berbentuk negara serikat/federal dengan nama RIS. RI menjadi bagian dari RIS. Negara-negara federal lainnya seperti negara Pasundan, negara Madura atau Negara Indonesia Timur. BFO adalah badan musyawarah negara-negara federal di luar RI yang dibentuk oleh Belanda. Sedangkan pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintah pusat. a. Pemberontakan PRRI dan Permesta Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan didalam tubuh Angkatan Darat berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang Kepala Staf Angkatan Darat KSAD. Persoalan kemudian ternyata justru meluas pada tuntutan otonomi daerah. Ada ketidakadilan yang dirasakan beberapa tokoh militer dan sipil didaerah terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1956 dan Februari 1957, seperti 1 Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein 2 Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan 3 Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian 4 Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual Dewan-dewan ini kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah diwilayahnya masing-masing. Berita proklamasi PRRI disambut dengan antusias oleh para tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan pemerintah menjadikan mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesta sekaligus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat Kabinet Juanda. Pemerinah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam-diam ternyata didukung Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan pemberontak ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah pusat Indonesia yang bisa saja semakin dipengaruh komunis. Pada tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil dipadamkan. b. Persoalan Negara Federal dan BFO Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian BFO mau tidak mau menimbulkan potensi perpecahan dikalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan. Persaingan yang timbul terutama adalah antara golongan federalis yang ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan golongan unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan. Sejak pembentukan BFO di Bandung pada bulan Juli 1948, BFO telah terpecah menjadi 2 kubu. Kelompok pertama menolak kerjasama dengan Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak bekerjasama membentuk Negara Indonesia Serikat. Kelompok kedua ingin agar garis kebijakan bekerjasama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Setelah KMB persaingan antara golongan federalis dan unitaris makin lama makin mengarah pada konflik terbuka dibidang militer, pembentukan APRIS telah menimbulkan masalah psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB menyebutkan bahwa inti anggota APRIS diambil dari TNI, sedangkan lainnya diambil dari personil mantan anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan bekerjasama dengan bekas musuhnya, yailu KNIL. Sebaliknya anggota KNIL menuntut agar mereka ditetapkan sebagai aparat negara bagian dan mereka menentang masuknya anggota TNI ke negara bagian. B. Dari Konflik Menuju Konsensus Suatu Pembelajaran 1. Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa Pentingnya kesadaran terhadap integrasi bangsa dapat dihubungkan dengan masih terdapatnya potensi konflik dibeberapa wilayah Indonesia pada masa kini. Kementerian Sosial memetakan bahwa pada tahun 2014 Indonesia masih memiliki 184 daerah dengan potensi rawan konflik sosial. Enam diantaranya diprediksi memiliki tingkat kerawanan yang tinggi yaitu Papua, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah. 2. Teladan Para Tokoh Persatuan Jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah sebagai pahlawan nasional hingga tahun 2014 yaitu 159 orang, Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, salah satu diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lainnya untuk mencapai/merebut/ mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan. Beberapa para pahlawan yang yang memiliki Jasa dalam mewujudkan integrasi bangsa Indonesia yaitu ~> Pahlawan Nasional dari Papua a. Frans kaisiepo b. Silas Papare c. Marthen Indey ~> Para Raja yang Berkorban untuk Bangsa a. Sultan Hamengkubuwono IX b. Sultan Syarif Kasim II 3. Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra Salah satu tokoh yang mewujudkan integrasi melalui Seni dan Sastra yaitu Ismail Marzuki. Lagu-lagu Ismail Marzuki diwarnai oleh semangat kecintaannya terhadap tanah air antara lain a. Rayuan Pulau Kelapa 1944 b. Bandung 1946 c. Selendang Sutera 1946 d. Sepasang Mata Bola 1946. 4. Pertempuran Pejuang Opu Daeng Risaju merupakan tokoh seorang pejuang perempuan yang menjadi pelopor gerakan Serikat Islam yang menentang kolonialisme Belanda.

YCitjh.
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/297
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/50
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/105
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/178
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/117
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/277
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/288
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/387
  • 4n1j9rcglw.pages.dev/15
  • rangkuman perjuangan menghadapi ancaman disintegrasi bangsa